Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Reforma: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Vol. 7 No. 2 (2018)
p-ISSN: 2503-1228; e-ISSN: 2621-4172
Posisi dan Fungsi Teori dalam Penelitian Kualitatif 68
karena itu harus dihentikan sampai pada
penemuan formulasi- formulasi
konseptual dan tema-tema budaya.
Penelitian yang sampai pada penemuan
tema-tema seperti itu juga cukup penting,
sebab tema-tema yang memuat
keterangan deskriptif itu dapat disusun
secara sistematis ke dalam bentuk
konsepsi -konsepsi dekriptif yang kaya
dengan definisi, informasi, dan atau
abstraksi dari gejala-gejala sosial. Atas
dasar itu, seorang peneliti kualiatif tidak
mesti memaksakan diri untuk
menemukan “teori” dari kancah, bahkan
ia dapat saja merancang sebuah penelitian
yang hanya sampai pada penemuan tema-
tema untuk disusun ke dalam
pengetahuan deskriptif yang bersifat
informatif.
Akhirnya, perumusan teori dimulai
dengan mereduksi jumlah kategori-
kategori sekaligus memperbaiki rumusan
dan integrasinya. Modifikasi rumusan
semakin minimal, sekaligus isi data dapat
terus semakin diperbanyak. Atribut terori
yang tersusun dari hasil
penafsiran/pemaknaan dilengkapi terus
dengan data baru, dirumuskan kembali
dalam arti diperluas cakupannya sekaligus
dipersempit kategorinya. Jika hal itu sudah
tercapai dan peneliti telah merasa yakin
akan hasilnya, pada saat itu peneliti sudah
dapat mempublikasikan hasil
penelitiannya.
KESIMPULAN
Dasar penelitian kualitatif berada
di seputar upaya memperoleh data secara
alamiah. Bagaimana peneliti berupaya
memperoleh pengetahuan secara
sistematik dalam suasana alamiah, tidak
artifisial atau buatan. Atas sifatnya
demikian, maka teori dalam penelitian
kualitatif, memiliki kegunaan yang cukup
penting. Teori dalam penelitian kualitatif
digunakan untuk memungkinkan dan
membantu peneliti kualitatif memahami
apa yang sudah diketahui secara intuitif
pada saat pertama, tetapi pada fase
berikutnya bisa berubah sebagaimana
teori sosial berubah.
Peneliti kualitatif akan lebih
profesional kalau menguasai semua teori
sehingga wawasannya lebih luas, dan
dapat menjadi instrumen penelitian yang
baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan
berfungsi sebagai bekal untuk bisa
memahami konteks sosial secara lebih luas
dan mendalam. Oleh karena itu penelitian
kualitatif jauh lebih sulit dari penelitian
kuantitatif, karena peneliti kualitatif harus
berbekal teori yang luas sehingga mampu
menjadi “human instrument” yang baik.
Penelitian kualitatif jauh lebih sulit bila
dibandingkan dengan penelitian kuantitatif
karena data yang terkumpul bersifat
subyektif dan instrument sebagai alat
pengumpul data adalah peneliti itu sendiri.
Fungsi dan posisi sebuah teori
dalam pengertian sederhana adalah
bingkai dari sebuah penelitian kualitatif.
Di sini tidak lain adalah menggunakan
sebuah teori ilmu tertentu untuk
menginterpretasikan temuan penelitian dan
bukan untuk menentukan variabel-
variabel yang perlu ditemukan, apalagi
untuk membuktikan kebenaran sebuah
teori. Dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya, fungsi dan posisi teori berada
pada garis yang kontimum dari awal
hingga akhir proses penelitian, tinggal
pada posisi mana pada garis tersebut
sebuah teori akan digunakan di masing-
masing tradisi penelitian kualitatif.
Akhrinya, sebagaimana ditemukan
dalam beberapa literatur metode penelitian
(Moleong, 1999; Creswell, 2002, Lindloft,
1995), menyebutkan bahwa metode
penelitian kualitatif lebih bersifat induktif.
Artinya langkah penelitian yang harus
didahulukan adalah data berdasarkan
fakta, gejala, fenomena, realitas yang
menjadi tema, kemudian diolah, diproses,
sehingga akhir penelitian dapat menjadi
proposisi, model atau bahkan teori.
Hampir semua disepakati bahwa teori pada